Homeschooling Alternatif Pendidikan Berkualitas dan Fleksibel

Homeschooling telah menjadi pilihan pendidikan yang populer di Indonesia, terutama setelah pandemi COVID-19. Namun, masih banyak orang tua yang ragu-ragu untuk memilih homeschooling sebagai pilihan pendidikan untuk anak-anak mereka. Ini adalah sistem pendidikan yang memungkinkan anak-anak belajar di rumah dengan bimbingan orang tua atau tutor. Anak-anak dapat belajar dengan fleksibilitas waktu dan tempat yang lebih luas, serta memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat mereka.


Homeschooling dapat dilaksanakan secara online atau offline, tergantung pada kebutuhan dan preferensi orang tua.

Kelebihan:

  1. Fleksibilitas: Anak-anak dapat belajar dengan fleksibilitas waktu dan tempat yang lebih luas.
  2. Kualitas pendidikan: Orang tua dapat memantau kualitas pendidikan anak-anak mereka dengan lebih baik.
  3. Kenyamanan: Anak-anak dapat belajar dalam lingkungan yang lebih nyaman dan aman.

    Tips Sukses:

    1. Siapkan ruang belajar khusus: Pastikan anak-anak Anda memiliki ruang belajar yang nyaman dan aman.
    2. Buatlah rutinitas dan jadwal: Buatlah rutinitas dan jadwal belajar yang terstruktur dan konsisten.
    3. Ketahui minat dan kelebihan anak: Pastikan Anda mengetahui minat dan kelebihan anak-anak Anda untuk memilih kurikulum yang tepat.

    Homeschooling adalah alternatif pendidikan yang berkualitas dan fleksibel. Dengan memahami konsep homeschooling, kelebihan dan kekurangan, serta tips sukses dalam melaksanakan homeschooling, orang tua dapat membuat keputusan yang tepat untuk anak-anak mereka.

    Informasi lebih lanjut klik link berikut ini!

    Artikel ini disusun oleh:
    Silvi Putri Margareta
    Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
    dari S1 Pendidikan Luar Sekolah

    Referensi

    Faizal, F. S. D., & Rahma, H. (2024). Pengaruh homeschooling terhadap proses belajar mengajar. Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran| E-ISSN: 3026-66292(2), 597-605.

    Ferdiansyah, M., Dwiono, S., & Olga, L. (2024). Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Luar Sekolah (Homeschooling) Melalui Pelatihan dan Bimbingan Bagi Orang Tua di Bandar Lampung. Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia5(1), 53-61.

    Saputra, A., Srh, A. H., & Gusmaneli, G. (2024). Pengaruh Homeschooling Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak. Arini: Jurnal Ilmiah dan Karya Inovasi Guru1(2), 88-100.

    @homeschoolingbintang,(2025, Maret, 5). Belajar Bangun Datar Sambil Baca Buku Cerita. Instagram. Di ambil dari (https://www.instagram.com/reel/DGze5u2P8bO/?igsh=MXgxZjVvaGl6bzd5cw%3D%3D) pada 18 Maret 2025.

    Read More

    Belajar dari Finlandia Rahasia Keberhasilan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

    Finlandia dikenal memiliki sistem pendidikan yang unggul dan menjadi acuan bagi banyak negara. Salah satu kunci keberhasilannya adalah karena pendidikan di Finlandia tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan anak secara menyeluruh. Pemerintah Finlandia telah berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan selama beberapa dekade, sehingga pendidikan telah menjadi fondasi penting bagi kesejahteraan masyarakat. Salah satu faktor penting yang menyebabkan kesuksesan sistem pendidikan Finlandia adalah kepercayaan yang diberikan kepada guru-gurunya. Mereka diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini memungkinkan guru-guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

    Selain itu, sistem pendidikan di sana juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan hidup, seperti keterampilan sosial, emosional, dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini memungkinkan siswa untuk menjadi lebih siap menghadapi tantangan hidup di masa depan. Di Finlandia, pendidikan bukan hanya tentang menghafal materi, tetapi tentang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan hidup. Guru-guru di Finlandia berperan sebagai mentor dan fasilitator yang membantu siswa mengembangkan potensi mereka. Metode pembelajaran di Finlandia juga unik, seperti Phenomenon-based learning yang berfokus pada pengalaman dan penemuan siswa. Dengan demikian, siswa di Finlandia siap menghadapi tantangan hidup di masa depan dan menjadi warga negara yang aktif dan produktif.

    Selain itu, apa yang membuat guru-guru di Finlandia begitu efektif dalam mengajar?

    Guru-guru di Finlandia memiliki otonomi yang tinggi dalam mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran. Mereka juga memiliki kesempatan untuk terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan. Dengan demikian, guru-guru di Finlandia dapat menjadi mentor dan fasilitator yang efektif dalam membantu siswa mengembangkan potensi mereka.

    Bagaimana sistem pendidikan Finlandia dapat memastikan kualitas pendidikan yang sama bagi semua siswa?

    Sistem pendidikan Finlandia tidak memiliki tes atau ujian yang diwajibkan, kecuali satu ujian pada akhir tahun terakhir siswa di sekolah menengah atas. Selain itu, tidak ada juga pemeringkatan. Hal ini memungkinkan siswa berkembang secara maksimal tanpa perbandingan atau persaingan antar siswa, sekolah atau daerah. Sehingga, anak-anak Finlandia memiliki kesempatan yang baik untuk mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang sama, tidak peduli apakah mereka tinggal di pedesaan atau di kota.

    Lalu bagaimana sistem pendidikan Finlandia dapat menjamin kesetaraan dan inklusi bagi semua siswa?

    Sistem pendidikan Finlandia memiliki komitmen yang kuat untuk menjamin kesetaraan dan inklusi bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi. Hal ini dicapai melalui berbagai cara, seperti menyediakan pendidikan gratis bagi semua siswa, menyediakan dukungan tambahan bagi siswa yang memerlukan, dan mempromosikan budaya inklusi dan toleransi di sekolah-sekolah.

    Dengan demikian, sistem pendidikan Finlandia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dengan fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, keterampilan hidup, dan kesetaraan, Finlandia telah menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan. Semoga pengalaman Finlandia dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengembangkan sistem pendidikan yang berkualitas dan efektif.

     

    Artikel ini ditulis oleh:
    Zahra Ike Fidyayani
    Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
    dari Jurusan S1 Pendidikan Luar Sekolah

    References

    Absawati, H. (2020). Telaah Sistem Pendidikan Finlandia : Penerapan Sistem Pendidikan Terbaik Dunia Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Elementary : Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), 64–70. Http://Journal.Ummat.Ac.Id/Index.Php/Elementary/Article/View/2136

    Anggoro, S. (2017). Keberhasilan Pendidikan Finlandia.

    Read More

    Mengenal Lebih Dekat Tentang Homeschooling

    Homeschooling adalah sistem pendidikan non formal yang dimana anak-anak belajar di rumah atau di luar lingkungan sekolah formal dengan bimbingan orang tua, tutor, atau komunikasi pendidikan alternatif. Dalam hal ini memberikan kebebasan dalam menentukan jadwal, metode pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan sang anak, kurikulum yang disesuaikan serta fleksibel dalam belajar. Secara umum, homeschooling berfokus pada pembelajaran yang lebih personal, fleksibel, dan dapat disesuaikan dengan minat serta potensi sang anak, yang dimana berbeda dengan sistem sekolah formal yang memiliki standar dan jadwal yang sudah ditetapkan.

    Di Indonesia sendiri, homeschooling merupakan sistem pendidikan yang telah diakui secara legal di banyak negara termasuk di Indonesia dengan berbagai bentuk dan pendekatan. Hal ini juga tertuang pada peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 129 Tahun 2014. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa homeschooling adalah proses layanan pendidikan secara sadar dan terencana yang dilakukan oleh orangtua atau keluarga, baik itu di rumah atau pun di tempat lainnya dengan suasana yang kondusif.  

    Homeschooling dapat diikuti oleh siapa saja, asalkan memenuhi beberapa syarat dan kondisi yang mendukung metode pendidikan ini. Berikut adalah kelompok individu yang sering memilih homeschooling sebagai alternatif pendidikan:Anak dengan kebutuhan khusus : anak dengan hambatana khusus akan kesulitan ketika mengikuti proses belajar mengajar di sekolah formal, memiliki

    Anak dengan kebutuhan khusus
    Homeschooling sering menjadi pilihan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus karena memungkinkan metode pembelajaran yang lebih personal dan fleksibel. Beberapa contoh kebutuhan khusus yang dapat didukung oleh homeschooling:

    1. Anak dengan disabilitas fisik atau sensorik (tunanetra, tunarungu).
    2. Anak dengan gangguan perkembangan (autisme, ADHD, atau kesulitan belajar seperti disleksia, disgrafia, maupun diskalkuliah).
    3. Anak dengan masalah kesehatan kronis yang membuatnya sulit bersekolah di sekolah formal

    Anak yang memiliki Bakat atau Minat Khusus
    Anak-anak yang memiliki minat dan bakat dalam bidang tertentu sering memilih homeschooling agar mereka bisa lebih fokus mengembangkan kemampuannya. Contohnya:

    1. Atlet yang harus menjalani jadwal latihan intensif.
    2. Seniman atau musisi yang membutuhkan fleksibilitas waktu untuk berkarya dan berlatih.
    3. Anak berbakat dalam bidang tertentu yang ingin mendalami bidangnya lebih cepat dibanding kurikulum sekolah formal.

      Anak dengan gaya belajar yang berbeda
      Tidak semua anak cocok dengan sistem pembelajaran formal. Beberapa anak merasa lebih nyaman belajar dengan metode yang lebih fleksibel, seperti:

      1. Anak yang lebih suka belajar melalui pengalaman langsung (misalnya, eksperimen, proyek, atau eksplorasi di alam).
      2. Anak yang lebih cepat atau lebih lambat dalam memahami pelajaran dibanding teman-teman sebayanya di sekolah formal.

         

        Anak dari keluarga yang memiliki kesibukan atau dengan mobilitas yang tinggi
        Beberapa keluarga memiliki pekerjaan atau gaya hidup yang mengharuskan mereka sering berpindah tempat, sehingga homeschooling menjadi solusi terbaik untuk pendidikan anak. Contohnya:

        1. Keluarga ekspatriat yang sering berpindah ke negara lain.
        2. Keluarga pekerja di bidang diplomatik atau militer yang sering berpindah tugas.
        3. Keluarga yang menjalankan bisnis berbasis perjalanan, seperti travel blogger atau pekerja lepas internasional

         

        Anak yang mengalami masalah sosial di sekolah
        Beberapa anak memilih homeschooling karena mengalami kesulitan di lingkungan sekolah formal, seperti:

        1. Bullying atau perundungan yang membuat anak tidak nyaman bersekolah.
        2. Tekanan akademik yang berlebihan dan menyebabkan stres atau gangguan mental.
        3. Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang kurang sesuai dengan kepribadian atau nilai-nilai keluarga.

        Homeschooling dan sekolah formal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Homeschooling cocok untuk anak yang membutuhkan fleksibilitas dalam belajar dan memiliki kebutuhan khusus, sementara sekolah formal lebih cocok bagi anak yang nyaman dengan sistem pembelajaran terstruktur dan ingin lebih banyak bersosialisasi. Pilihan antara homeschooling dan sekolah formal tergantung pada kondisi keluarga, gaya belajar anak, serta tujuan pendidikan jangka panjang yang ingin dicapai.

         

        Arikel ini disusun oleh:
        Alifiana Wahyuning Putri
        Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
        dari Jurusan S1 Pendidikan Luar Biasa

        Daftar Pustaka :
        Faizal, F. S. D., & Rahma, H. (2024). Pengaruh homeschooling terhadap proses belajar mengajar. Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran| E-ISSN: 3026-66292(2), 597-605.

        Read More

        Hari Perempuan Internasional 2025, Menuju Kesetaraan Digital

        Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025

        Setiap tahun, pada tanggal 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day atau IWD). Peringatan ini merupakan momen penting untuk merayakan pencapaian perempuan di berbagai bidang, sekaligus menyerukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

        Pada tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Perempuan dan Teknologi”. Tema ini menyoroti peran penting perempuan dalam dunia teknologi yang terus berkembang, serta tantangan yang dihadapi dalam mencapai kesetaraan digital.

        Mengapa Perempuan dan Teknologi Menjadi Tema Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025?

        Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dari komunikasi hingga pekerjaan, teknologi memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan. Namun, kesenjangan gender dalam bidang teknologi masih sangat besar. Perempuan masih kurang terwakili dalam bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), serta dalam posisi kepemimpinan di perusahaan teknologi.

        Oleh karena itu, Hari Perempuan Internasional 2025 menjadi momentum untuk:

        • Mendorong partisipasi perempuan dalam bidang teknologi: Meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan teknologi, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi perempuan di industri teknologi.
        • Mengatasi kesenjangan digital: Memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet, serta keterampilan digital yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital.
        • Merayakan pencapaian perempuan di bidang teknologi: Mengakui kontribusi perempuan dalam inovasi dan pengembangan teknologi, serta memberikan inspirasi bagi generasi perempuan berikutnya.

        Sejarah Hari Perempuan Internasional

        Hari Perempuan Internasional berakar dari gerakan buruh perempuan pada awal abad ke-20. Pada tanggal 8 Maret 1908, ribuan perempuan di New York City melakukan aksi demonstrasi menuntut hak-hak ekonomi dan politik mereka.

        Berikut adalah garis besar sejarah Hari Perempuan Internasional:

        • 1909: Partai Sosialis Amerika Serikat menetapkan Hari Perempuan Nasional pertama pada tanggal 28 Februari.
        • 1910: Clara Zetkin, seorang aktivis Jerman, mengusulkan Hari Perempuan Internasional pada Konferensi Perempuan Sosialis Internasional di Kopenhagen.
        • 1911: Hari Perempuan Internasional pertama dirayakan di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss pada tanggal 19 Maret.
        • 1917: Perempuan di Rusia melakukan aksi mogok kerja pada tanggal 8 Maret (23 Februari menurut kalender Julian yang digunakan saat itu), yang memicu Revolusi Februari.
        • 1975: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengakui Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret.
        • 2025 : PBB menetapkan tema Hari Perempuan Internasional yakni “For ALL women and girls: Rights, Equality, Empowerment”.

        Sejak saat itu, Hari Perempuan Internasional terus diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Maret, sebagai pengingat akan perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan dan hak-hak mereka.

        Hari Perempuan Internasional 2025 mengajak kita semua untuk berkolaborasi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif bagi perempuan, terutama di bidang teknologi. Mari kita pastikan bahwa perempuan memiliki peran yang setara dalam membentuk masa depan teknologi.

        Peran Pendidikan dalam Mendorong Partisipasi Perempuan di Bidang Teknologi Pada Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025

        Dunia pendidikan memegang peranan kunci dalam membentuk generasi perempuan yang melek teknologi dan siap berkontribusi dalam inovasi digital. Berikut adalah beberapa aspek penting:

        • Pendidikan STEM sejak dini:
          • Mendorong minat dan partisipasi perempuan dalam bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) sejak usia dini.
          • Menghilangkan stereotip gender yang menghambat perempuan untuk mengejar karier di bidang STEM.
          • Menyediakan akses yang sama terhadap pendidikan dan pelatihan STEM berkualitas bagi perempuan di semua tingkatan.
        • Pengembangan keterampilan digital:
          • Mengintegrasikan pendidikan keterampilan digital ke dalam kurikulum di semua tingkatan pendidikan.
          • Memberikan pelatihan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan industri teknologi saat ini dan masa depan.
          • Memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama terhadap pelatihan keterampilan digital, terutama di daerah terpencil dan komunitas yang kurang terlayani.
        • Penciptaan lingkungan belajar yang inklusif:
          • Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi perempuan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan minat mereka di bidang teknologi.
          • Mendorong partisipasi aktif perempuan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan teknologi, seperti klub robotika dan pemrograman.
          • Menyediakan mentor perempuan yang sukses di bidang teknologi untuk menginspirasi dan membimbing generasi perempuan berikutnya.
        • Pemberdayaan melalui literasi digital:
          • Memberikan literasi digital yang mendalam kepada seluruh pelajar perempuan, bukan hanya dalam penggunaan, tetapi juga dalam pemahaman akan dampak teknologi.
          • Mendorong pelajar perempuan untuk dapat berfikir kritis dalam menyikapi informasi yang didapatkan dari dunia digital.
          • Membekali pelajar perempuan dengan pengetahuan mengenai keamanan digital.

        Pendidikan sebagai Kunci Kesetaraan Digital

        Dengan berinvestasi dalam pendidikan yang berfokus pada teknologi dan inklusivitas gender, kita dapat:

        • Menciptakan angkatan kerja perempuan yang terampil dan kompeten di bidang teknologi.
        • Mendorong inovasi dan pengembangan teknologi yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
        • Mengurangi kesenjangan digital dan memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital.
        • Membangun generasi perempuan yang berdaya, dan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa.

        Oleh karena itu, Hari Perempuan Internasional 2025 menjadi panggilan bagi semua pihak, termasuk lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta, untuk bekerja sama dalam menciptakan dunia pendidikan yang memberdayakan perempuan di bidang teknologi.

        Homeschooling Bintang Mendukung Perempuan untuk Berkarya di Bidang Teknologi

        Di Homeschooling Bintang dari total 30 Staff dan Pengajar, sebanyak 24 orang adalah perempuan. Mereka mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi dalam dunia pendidikan demi terciptanya generasi emas bagi para penerus bangsa. Sebagian besar di antaranya adalah para pengajar di mata pelajaran yang berkaitan dengan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Para pengajar perempuan terus berupaya aktif untuk memberikan layanan pendidikan yang terbaik dengan memanfaatkan teknologi yang serba canggih di zaman ini. Mulai dari penggunaan berbagai perangkat teknologi hingga aplikasi pendukung kegiatan belajar mengajar. Pada pengajar perempuan tidak hanya menjadi pengajar namun juga menjadi pendengar, pendamping, dan juga penuntun bagi peserta didik. Tidak hanya mengajarkan mata pelajaran namun juga mencontohkan akhlak yang baik serta terus memberikan semangat agar peserta didik dapat berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing. 

        Read More