Laboratorium dan Perpustakaan Sebagai Jantung Pendidikan

Laboratorium dan perpustakaan sebagai jantung pendidikan? mengapa demikian?

Di Homeschooling Bintang, kami percaya bahwa pendidikan sejati melampaui sekadar membaca dan menghafal. Kami menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat penjelajahan melalui fasilitas yang dirancang khusus untuk mendukung pembelajaran yang mendalam dan bermakna: Laboratorium dan Perpustakaan. Keduanya bagaikan jantung yang memompa semangat belajar dan penemuan bagi setiap anak didik kami.

Laboratorium: Panggung Eksplorasi dan Pembuktian Nyata

Bayangkan ruang di mana teori-teori abstrak menjelma menjadi kenyataan yang bisa dilihat, disentuh, dan diuji. Itulah Laboratorium Homeschooling Bintang. Di sini, adik-adik tidak hanya membaca tentang hukum alam atau konsep ilmiah, tetapi mereka mengalaminya secara langsung.

Melalui eksperimen yang dipandu, mereka mengasah rasa ingin tahu yang alami, belajar merumuskan pertanyaan, merancang percobaan, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Proses ini tidak hanya memperkuat pemahaman konsep, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis yang esensial untuk menghadapi tantangan di masa depan. Tangan yang terampil merakit alat, mata yang cermat mengamati perubahan, dan pikiran yang logis menganalisis hasil adalah bekal berharga yang mereka dapatkan di laboratorium kami. Lebih dari sekadar tempat praktik, laboratorium adalah panggung di mana adik-adik menjadi ilmuwan muda yang berani bereksperimen dan membuktikan sendiri kebenaran.

Perpustakaan: Jendela Dunia yang Tak Terbatas

Jika laboratorium adalah panggung eksplorasi ilmu pengetahuan alam, maka perpustakaan Homeschooling Bintang adalah jendela yang membuka cakrawala pengetahuan yang tak terbatas. Dengan koleksi buku yang kaya dan beragam, mulai dari kisah fiksi yang memukau hingga referensi ilmiah yang mendalam, perpustakaan kami adalah surga bagi para pembelajar sejati.

Di tengah suasana yang tenang dan nyaman, adik-adik dapat menjelajahi berbagai disiplin ilmu, mengembangkan imajinasi melalui cerita-cerita yang menginspirasi, meningkatkan kemampuan literasi yang menjadi fondasi penting untuk belajar sepanjang hayat, dan yang terpenting, menumbuhkan kecintaan pada membaca. Perpustakaan bukan hanya sekadar tempat menyimpan buku, tetapi ruang di mana benih-benih pengetahuan ditanam dan dipelihara, menumbuhkan generasi pembelajar yang haus akan ilmu dan bijaksana dalam menyerap informasi.

Akses Tanpa Batas: Laboratorium dan Perpustakaan di Era Pembelajaran Online

Lalu, bagaimana dengan adik-adik yang mengikuti program Online di Homeschooling Bintang? Jangan khawatir! Semangat eksplorasi dan penjelajahan ilmu tetap menyala. Kami menghadirkan Laboratorium Virtual yang memungkinkan mereka melakukan simulasi eksperimen dari kenyamanan rumah. Dengan teknologi interaktif, mereka tetap dapat menguji hipotesis dan mengamati hasilnya layaknya berada di laboratorium fisik.

Begitu pula dengan perpustakaan. Perpustakaan Digital kami membuka akses ke ribuan sumber belajar kapan saja dan di mana saja. Adik-adik dapat membaca buku elektronik, jurnal, dan berbagai materi referensi lainnya hanya dengan sentuhan jari. Selain itu, dalam mata pelajaran Sains, kami juga mendorong pemanfaatan bahan-bahan dan benda-benda di sekitar rumah untuk melakukan percobaan sederhana, menjadikan pembelajaran lebih relevan dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

Investasi Masa Depan di Homeschooling Bintang

Laboratorium dan perpustakaan di Homeschooling Bintang bukan sekadar fasilitas pelengkap, melainkan pilar penting dalam sistem pendidikan kami. Kami percaya bahwa dengan memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung dan membuka akses ke sumber pengetahuan yang tak terbatas, kita sedang menanamkan fondasi yang kuat bagi masa depan adik-adik. Di Homeschooling Bintang, belajar adalah sebuah petualangan yang mengasyikkan, dan laboratorium serta perpustakaan adalah gerbang menuju penemuan-penemuan yang akan mengubah hidup mereka.

Read More

Tips Belajar Generasi Alpha di Era Digitalisasi

Generasi Alpha, yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, adalah generasi yang sepenuhnya terbentuk di era digital. Generasi ini tumbuh dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, memiliki akses tak terbatas ke informasi, dan terbiasa dengan penggunaan perangkat digital sejak usia dini. Situasi ini membawa tantangan dan peluang baru dalam dunia pendidikan. Artikel ini akan membahas panduan belajar bagi Generasi Alpha untuk membantu mereka mencapai potensi maksimal, dengan referensi dari beberapa penelitian terkini.

Cari tahu info tentang Homeschooling Bintang klik di sini

  1. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran


Gambar 1. Gen alpha main VR (Sumber : TheNetworkJournal.com)

Salah satu ciri utama dari Generasi Alpha adalah kedekatan mereka dengan teknologi. Teknologi tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari tetapi juga alat utama dalam pembelajaran. Guru dan orang tua dapat memanfaatkan alat seperti aplikasi edukasi, video pembelajaran, atau virtual reality (VR) untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan menarik.

Studi oleh Halverson et al. (2020) menunjukkan bahwa integrasi teknologi dalam pembelajaran membantu anak-anak memahami konsep yang kompleks dengan lebih mudah. Misalnya, menggunakan simulasi VR untuk mata pelajaran sains dapat memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan mendekatkan anak-anak pada fenomena yang sulit dijangkau secara langsung.

  1. Penyesuaian Gaya Belajar Individual


Gambar 2 (Sumber : Suarajatimposr.com)

Tidak semua anak belajar dengan cara yang sama. Beberapa anak mungkin belajar lebih baik melalui visual, sementara yang lain lebih efektif dengan pendekatan verbal atau kinestetik. Generasi Alpha secara khusus membutuhkan pendekatan yang personal untuk memenuhi kebutuhan gaya belajar mereka.

Penelitian dari Salamah et al. (2021) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran fleksibel memungkinkan anak-anak belajar dalam kecepatan mereka sendiri, yang sangat penting bagi Generasi Alpha yang tumbuh dalam lingkungan penuh distraksi. Dengan menyediakan beragam metode, seperti video, permainan edukasi, dan proyek berbasis kelompok, guru dan orang tua dapat memastikan bahwa setiap anak terlibat secara optimal.

  1. Mendorong Kreativitas dan Pemecahan Masalah


Gambar 3 (Sumber : eLearning Industry.com)

Generasi Alpha sangat penting untuk diajar berpikir kreatif dan mampu memecahkan masalah. Dalam dunia yang terus berubah, kemampuan adaptasi dan inovasi menjadi keterampilan utama. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah salah satu metode yang terbukti efektif.

Menurut Fell (2020), membiarkan siswa bekerja pada proyek tertentu, seperti menciptakan model lingkungan yang berkelanjutan, mempromosikan keterlibatan aktif sekaligus meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi. Selain itu, permainan seperti coding dan desain grafis juga dapat menjadi alat yang efektif untuk menstimulasi kreativitas.

  1. Belajar Melalui Permainan


Gambar 4 (Sumber : Morigro.id)

Gamifikasi adalah tren utama dalam pembelajaran modern. Generasi Alpha memiliki ketertarikan pada permainan digital, sehingga mengintegrasikan elemen ini ke dalam pembelajaran dapat memberikan hasil yang sangat positif. Misalnya, menggunakan aplikasi pembelajaran yang berbasis game untuk matematika atau sains dapat meningkatkan motivasi dan waktu belajar anak.

Pembelajaran berbasis game tidak hanya membuat proses belajar lebih menyenangkan tetapi juga meningkatkan daya ingat anak terhadap materi yang dipelajari.

  1. Membantu Anak Mengelola Distraksi Digital


Gambar 5 (Sumber : transparannews.id)

Salah satu tantangan utama Generasi Alpha adalah distraksi yang datang dari berbagai perangkat digital. Meski perangkat ini membantu dalam pembelajaran, mereka juga dapat menjadi sumber gangguan. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan anak-anak kebiasaan digital yang sehat.

Nurjanah & Mukarromah (2021) menekankan pentingnya waktu layar yang terstruktur untuk memastikan bahwa anak-anak menghabiskan waktu mereka secara produktif. Orang tua dan guru dapat menetapkan aturan waktu layar dan mendorong kegiatan offline untuk menjaga keseimbangan.

Artikel ini disusun oleh:
Rini Indahyani
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
dari S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Daftar Pustaka :

Halverson et al. (2020). Komunikasi Pendidikan & Pembelajaran Digital.

Salamah et al. (2021). Pemanfaatan Teknologi dalam Pendidikan Generasi Alpha.

Fell (2020). Kompetensi Digital Masa Depan.

Nurjanah & Mukarromah (2021). Tantangan Pendidikan di Era Digital.

https://tnj.com/generation-alpha/, diakses pada tanggal 20 Maret 2025

https://morigro.id/tumbuh-kembang/generasi-alpha/, diakses pada tanggal 20 Maret 2025

https://elearningindustry.com/how-can-blended-learning-prepare-digital-natives-and-gen-alpha-for-technological-frontier, diakses pada tanggal 20 Maret 2025

Read More

Membangun Kebiasaan Belajar yang Baik: Tips untuk Pemula

Membangun kebiasaan belajar yang baik memang tidak semuda membalikkan telapak tangan, namun ada proses atau tahapan yang dilalui, meskipun sudah direncanakan dengan matang namun jika hal itu tidak dilakukan maka percuma saja.

Belajar adalah proses yang tak terhindarkan dalam kehidupan. Entah itu untuk meraih tujuan akademis, mengembangkan keterampilan baru, atau sekadar memperkaya pengetahuan, setiap orang tentu pernah mengalami tantangan dalam menjalani proses belajar. Banyak yang merasa kesulitan untuk tetap fokus, terjebak dalam kebiasaan menunda-nunda, atau bahkan merasa cepat lelah saat belajar. Namun, dengan pendekatan yang tepat, belajar bisa menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dan efektif. Dalam artikel ini, penulis akan membagikan berbagai tips membangun kebiasaan belajar yang baik agar dapat membantu para pembaca untuk bisa mengatasi tantangan-tantangan dalam belajar, tips ini dirancang untuk membantu pembaca belajar dengan lebih cerdas, bukan lebih keras. Apa saja tipsnya, Yuk pelajari tips membangun kebiasaan belajar yang baik berikut ini dengan saksama!

  1. Istirahat Yang Cukup : 6 – 8 Jam/Hari

Tidur yang cukup bukan hanya untuk mengistirahatkan tubuh, tetapi juga sangat penting untuk kesehatan otak. Ketika kita tidur, otak memproses informasi yang telah kita pelajari sepanjang hari dan menyimpannya dalam memori jangka panjang. Oleh karena itu, pastikan tidur antara 6 hingga 8 jam setiap malam untuk memberi waktu bagi otak untuk beristirahat dan memulihkan diri. Tidur yang cukup akan membantu merasa lebih segar dan siap untuk belajar keesokan harinya. Tanpa istirahat yang cukup, fokus dan konsentrasi akan menurun, sehingga membuat proses belajar menjadi lebih sulit dan kurang efektif.

  1. Belajar di Ruangan yang Tenang

Lingkungan yang tenang sangat memengaruhi kemampuan untuk fokus saat belajar. Suasana yang bebas dari gangguan, seperti suara bising atau interupsi, memungkinkan untuk lebih berkonsentrasi pada materi yang dipelajari. Pilihlah tempat yang nyaman, seperti ruang belajar atau sudut yang jauh dari keramaian rumah, sehingga bisa lebih fokus dalam memahami informasi. Lingkungan yang nyaman dan tenang juga dapat meningkatkan suasana hati dan membantu mengurangi stres. Pastikan pencahayaan cukup terang dan meja belajar rapi, karena lingkungan yang terorganisir membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan produktif.

  1. Belajar dengan Membaca Suara Keras

Membaca materi dengan suara keras bisa menjadi teknik yang sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat. Ketika membaca keras-keras, otak tidak hanya memproses informasi secara visual, tetapi juga melalui pendengaran. Ini membantu memperkuat koneksi antara informasi yang dibaca dan yang didengar, sehingga meningkatkan retensi informasi. Selain itu, membaca keras juga dapat membantu untuk lebih fokus dan memperlambat kecepatan membaca, memberi lebih banyak waktu untuk mencerna informasi. Namun tips belajar yang satu ini sepertinya hanya bisa di terapkan ketika belajar di dalam ruangan saja, ketika kita belajar secara mandiri.


Gambar 1 lp2m.uma.ac.id

  1. Belajar dengan Menghafal dan Menuliskan Kembali

Teknik menghafal dan menuliskan kembali adalah salah satu cara terbaik menurut penulis untuk benar-benar memahami dan mengingat materi yang dipelajari. Ketika sedang menghafal, otak akan berusaha untuk menyimpan informasi dalam jangka panjang. Namun, jika hanya menghafal saja tidak cukup. Menuliskan kembali informasi yang telah dipelajari akan membantu memperkuat ingatan.


Gambar 2 www.anakteknik.co.id

Menuliskan materi secara aktif mengharuskan untuk memproses informasi dengan cara yang lebih mendalam. Dengan menulis, Anda juga mengorganisir informasi dengan cara yang memudahkan Anda mengingatnya ketika dibutuhkan. Anda bisa membuat ringkasan atau membuat catatan penting yang dapat membantu Anda dalam mengingat detail-detail yang perlu dikuasai.

 

  1. Belajar Sambil Mendengarkan Musik

Nah yang terakhir ada beberapa orang yang merasa dirinya lebih fokus dan terinspirasi saat mendengarkan musik, terutama musik instrumental atau musik dengan tempo yang lembut. Musik dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan menenangkan, yang pada gilirannya bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan yang sering muncul saat belajar. Namun, penting untuk memilih jenis musik yang tidak mengganggu konsentrasi. Anda bisa mencoba berbagai genre untuk melihat mana yang paling cocok untuk meningkatkan fokus saat belajar.


Gambar 3 www.tagar.id

Nah, itu tadi adalah beberapa tips belajar yang bisa penulis sampaikan untuk bisa mengatasi tantangan-tantangan dalam belajar. Menghadapi berbagai hambatan dalam proses belajar adalah hal yang wajar, namun dengan strategi yang tepat, kita bisa menghadapinya dengan lebih efektif. Setiap individu memiliki cara dan kecepatan belajar yang berbeda, jadi penting untuk menemukan metode yang paling sesuai dengan diri kita.

 

Daftar Pustaka

Anak Teknik. 2025. “Untuk Kamu Mahasiswa, Yuk Kenalan dengan Cornell Note System.” Anak Teknik. Diakses pada 20 Maret 2025, dari https://www.anakteknik.co.id/107068039341868953562/articles/untuk-kamu-mahasiswa-yuk-kenalan-dengan-cornell-note-system#google_vignette.

Ruang Mahasiswa. 2025. “Tips Belajar yang Wajib Diketahui.” Ruang Mahasiswa. Diakses pada 20 Maret 2025, dari https://ruangmahasiswa.com/info/11629/tips-belajar-yang-wajib-diketahui/.

Gabriel. 2025. “5 Teknik Belajar yang Patut Dicoba Agar Belajar Makin Efektif.” Gramedia Literasi. Diakses pada 20 Maret 2025, dari https://www.gramedia.com/literasi/5-teknik-belajar-yang-patut-dicoba-agar-belajar-makin-efektif/.

 

Read More

Kecerdasan Buatan (AI) Mengubah Wajah Pendidikan di Era Digital

Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pendidikan adalah salah satu bentuk revolusi Pendidikan pada masa kini. Pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan suatu negara. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Salah satu teknologi yang paling berpotensi dalam pendidikan adalah Kecerdasan Buatan (AI). AI telah digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengurangi beban kerja guru. Namun, masih banyak yang belum dipahami tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam pendidikan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tentang tinjauan atas literatur tentang AI dalam pendidikan.

Artificial Intelligence: Masa Depan Pendidikan di Indonesia

  1. Pengertian Kecerdasan Buatan / AI dalam Pendidikan

AI dalam pendidikan adalah penggunaan teknologi AI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengurangi beban kerja guru. AI dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pengembangan kurikulum, pengajaran, dan penilaian.

  1. Manfaat AI dalam Pendidikan

AI memiliki beberapa manfaat dalam pendidikan, termasuk meningkatkan kualitas pembelajaran lalu  Personalisasi Pembelajaran dalam AI mampu menganalisis data tentang gaya belajar, kekuatan, dan kelemahan setiap siswa. Dengan informasi ini, sistem AI dapat menyesuaikan materi pembelajaran, kecepatan belajar, dan metode pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan individual.

Contoh: Platform pembelajaran adaptif yang menyesuaikan tingkat kesulitan soal berdasarkan kinerja siswa, atau rekomendasi materi belajar tambahan yang relevan dengan minat dan kebutuhan siswa.

Pembelajaran Berbasis Data dalam AI memungkinkan guru dan administrator untuk mengumpulkan dan menganalisis data tentang kinerja siswa, efektivitas metode pengajaran, dan tren pendidikan. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang perencanaan pembelajaran, pengembangan kurikulum, dan alokasi sumber daya.

Contoh: Sistem AI yang menganalisis data tentang kinerja siswa dalam ujian standar untuk mengidentifikasi area kurikulum yang perlu ditingkatkan.

  1. Contoh Penggunaan AI dalam Pendidikan

AI telah digunakan dalam berbagai contoh dalam pendidikan, termasuk pengembangan sistem pembelajaran adaptif, penggunaan chatbot sebagai asisten guru, dan analisis data pendidikan menggunakan AI.

  1. Tantangan dan Batasan AI dalam Pendidikan

AI dalam pendidikan juga memiliki beberapa tantangan dan batasan, termasuk keterbatasan data, keamanan, dan privasi.

  1. Kelebihan AI dalam Pendidikan

1). Pembelajaran Mandiri

AI mampu belajar dari data yang ada dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu. Dengan demikian, sistem AI dapat terus berkembang dan menjadi lebih cerdas seiring berjalannya waktu.

2). Efisiensi Tinggi

Dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi, AI dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat dan akurat.

3). Kemampuan Analitik

AI mampu menganalisis data dengan cepat dan akurat, bahkan dalam jumlah yang sangat besar.

  1. Kekurangan AI dalam Pendidikan

1). Membuat Siswa Ketergantungan

Akses untuk AI sangatlah mudah dan menjadikan tugas mereka cepat terselesaikan. Maka hal ini berdampak akan membuat peserta didik menjadi ketergantungan.

2). Pergantian Pekerjaan Manusia

Kemampuan AI untuk mengotomatisasi tugas-tugas dapat mengancam pekerjaan manusia. Pekerjaan yang sederhana dan berulang dapat digantikan oleh sistem AI, sehingga mempengaruhi lapangan pekerjaan seperti Tentor Lembaga Pendidikan, Guru Les Privat, dll. AI dalam pendidikan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengurangi beban kerja guru. Namun, masih banyak yang belum dipahami tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam pendidikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana AI dapat digunakan dalam pendidikan secara efektif.

 

Artikel ini disusun oleh:
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
1. Rini Indahyani – Mahasiswa Jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2. Firda Miliya Yasmin – Mahasiswa Jurusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Nurul Azizah – Mahasiswa Jurusan S1 Pendidikan Luar Sekolah
4. Malla Rusdianah – Mahasiswa Jurusan S1 Pendidikan Luar Sekolah
5. Muyun Nengse – Mahasiswa Jurusan S1 Pendidikan Luar Sekolah
6. Silvi Putri Margareta – Mahasiswa Jurusan S1 Pendidikan Luar Sekolah

Daftar Pustaka:

Microsoft. (2020). AI in Education: A Practical Guide for Educators.

Picard, R. W., & Shute, S. B. (2019). Artificial Intelligence in Education: A Review of the Literature. Journal of Educational Psychology, 111(3), 351-363.

UNESCO. (2020). Artificial Intelligence in Education: A Guide for Educators.

 

Read More

Membangun Komunikasi yang Baik antara Orang Tua dan Anak

Membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak di zaman sekarang memang butuh usaha yang lebih.

Parenting zaman sekarang itu menantang banget, ya? Selain harus menghadapi drama harian anak-anak, orang tua juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang makin pesat. Dari yang dulu cukup main petak umpet dan ngobrol di meja makan, sekarang harus bersaing dengan gadget, media sosial, dan konten digital.

Menurut penelitian yang ada di Jurnal Parenting dan Anak (2025), komunikasi yang baik antara orang tua dan anak itu jadi faktor utama dalam membangun hubungan yang sehat. Nah, salah satu contoh menarik yang dibahas di jurnal ini adalah bagaimana konten YouTube Nikita Willy bisa menjadi inspirasi dalam membangun komunikasi yang lebih efektif dengan anak.

Jadi, bagaimana sih cara kita sebagai orang tua agar tetap bisa dekat dengan anak di tengah zaman yang serba digital ini? Yuk, kita bahas beberapa tips parenting yang bisa kamu coba!

  1. Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami

Komunikasi yang jelas sangat penting dalam membina hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Orang tua sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Keterbukaan dalam komunikasi juga dapat meningkatkan rasa saling percaya.

  1. Kombinasi Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Effective communication involves both verbal and nonverbal cues. Menyampaikan pujian, motivasi, dan saran yang membangun melalui kata-kata (komunikasi verbal) serta menggunakan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang positif (komunikasi nonverbal) dapat membantu anak merasa lebih diperhatikan dan dipahami.

  1. Dengarkan dan Hargai Opini Anak

Dalam pola asuh modern, orang tua sebaiknya lebih terbuka untuk mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Dengan memberikan kesempatan bagi anak untuk berekspresi dan berpendapat, orang tua dapat menciptakan komunikasi yang bersifat dua arah. Hal ini akan meningkatkan kedekatan dan keintiman dalam hubungan keluarga.

  1. Pilih Konten Edukatif dari Media Sosial

Orang tua dapat memanfaatkan YouTube sebagai sumber informasi dan edukasi. Konten yang berbicara tentang parenting, seperti video dari Nikita Willy, dapat memberikan inspirasi dan strategi pengasuhan yang lebih efektif. Pastikan untuk memilih konten yang memberikan nilai positif dan mendidik.

  1. Pendampingan dalam Menggunakan Teknologi

Satu hal yang penting adalah dampingan orang tua ketika anak menggunakan media sosial. Orang tua harus aktif terlibat dan mengawasi konten yang diakses anak untuk meminimalkan dampak negatif dari penggunaan teknologi. Diskusikan bersama anak tentang pengalaman mereka di dunia digital untuk membangun kesadaran dan kehati-hatian.

  1. Jangan Lupakan Interaksi Langsung

Meskipun teknologi dapat menjadi alat dalam pengasuhan, interaksi langsung tetap sangat penting. Pastikan untuk meluangkan waktu berkualitas bersama anak, baik itu melalui pembicaraan santai, bermain bersama, atau aktivitas yang melibatkan kedekatan fisik, sehingga hubungan interpersonal tetap terjaga dengan baik.

 

Kesimpulan

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, orang tua dapat membangun komunikasi yang sehat dan positif dengan anak-anak mereka. Penggunaan media sosial seharusnya menjadi alat yang membantu dalam proses pengasuhan, bukan pengganti interaksi langsung. Ingatlah bahwa komunikasi yang efektif adalah inti dari hubungan keluarga yang harmonis. Oleh karena itu, keterlibatan dan pengawasan orang tua sangat penting untuk memastikan perkembangan yang baik bagi anak di era digital ini.

 

Artikel ini disusun oleh:
Muyun Nengse
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
dari S1 Pendidikan Luar Sekolah

Referensi:

Anggraini, A., & Syarifudin, A. (2025). “Parenting Dalam Membangun Komunikasi Yang Baik Antara Orang Tua Dan Anak.” Jurnal Parenting dan Anak, Vol. 2, No. 2, Hal. 1-13.

Read More

Pendidikan Zaman Dulu Vs Zaman Sekarang

Pendidikan zaman dulu jika dibandingkan dengan zaman sekarang terdapat perbedaan yang signifikan, berikut adalah perbedaannya:

  1. Pendidikan Zaman Dahulu

Pendidikan adalah proses untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang dalam rangka mencapai kedewasaan, baik secara individu maupun kelompok, melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memegang peranan penting bagi individu, karena tanpa adanya dukungan dari diri sendiri maupun orang lain, seseorang akan sulit berkembang.

Pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan. Sistem pendidikan saat ini sangat berbeda dibandingkan dengan masa lalu. Perubahan ini terlihat dari tujuan bersekolah, akses terhadap pengajaran, sumber informasi, kurikulum, dan alat bantu belajar. Untuk menciptakan pendidikan.


( Sumber foto Compasinia.com )

yang berkualitas, upaya nyata perlu dilakukan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 31 tentang sistem pendidikan nasional. Tujuan utama pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini juga ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) BAB II Pasal 3, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan siswa, membentuk karakter bangsa yang bermartabat, serta mencerdaskan kehidupan masyarakat. Pendidikan juga diarahkan untuk menciptakan manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Di masa lalu, sistem pendidikan cenderung bersifat tradisional dan konservatif. Pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher-centered), dengan penekanan utama pada hafalan dan latihan untuk menguasai pengetahuan faktual. Kurikulum saat itu lebih fokus pada penyampaian materi akademis


Sumber: UtakAtikOtak.Comyang

terstruktur, tanpa banyak memberi ruang untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, atau penerapan pengetahuan secara praktis. Tujuan utama pendidikan di masa tersebut adalah membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada zaman dahulu, akses siswa terhadap materi pembelajaran sangat terbatas. Selain belajar di sekolah, siswa sering mengikuti bimbingan belajar yang dipandu oleh wali kelas. Meski telah ada beberapa lembaga belajar, jumlahnya masih sangat minim. Mendapatkan tutor berkualitas pun cukup sulit. Sumber informasi menjadi kebutuhan penting bagi siswa untuk mendukung proses belajar, namun pada masa itu akses terhadap sumber belajar tidak seluas seperti sekarang. Referensi tambahan untuk memperkaya ilmu dan pengetahuan sulit diperoleh, karena sumber utama pembelajaran saat itu hanyalah buku dan koran.

Di masa awal pendidikan di Indonesia, banyak siswa yang tidak memiliki buku tulis karena harganya yang mahal dan ketersediaannya yang terbatas. Sebagai gantinya, mereka menggunakan sabak dan grip untuk belajar. Sabak adalah lempengan batu yang diberi bingkai kayu, menyerupai tablet modern, yang berfungsi sebagai media untuk menulis. Sementara itu, grip adalah  alat tulis


Sumber:museum Pendidikan nasional.

berukuran kecil mirip pensil, yang digunakan khusus untuk menulis di atas sabak. Penggunaan sabak dan grip cukup sederhana. Sabak berfungsi sebagai buku tulis, sedangkan grip digunakan sebagai alat tulis pengganti pensil atau pulpen. Untuk membantu siswa menulis dengan rapi, sabak sering dilengkapi garis bantu. Jika ingin membersihkan sabak, siswa cukup mencucinya dengan air dan menggosoknya menggunakan arang hingga bersih, sehingga dapat digunakan kembali untuk menulis.

  1. Pendidikan Zaman Sekarang

Pendidikan yang dirasakan saat ini dapat dikatakan jauh lebih baik dibandingkan masa lalu, di mana akses siswa terhadap pelajaran sangat terbatas. Dahulu, teknologi belum secanggih sekarang yang sudah berbasis digital. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan kini dilengkapi berbagai fasilitas canggih yang memudahkan proses belajar-mengajar. Tentunya, untuk mencapai kondisi ini, sistem pendidikan telah melalui proses panjang dan berkelanjutan.

Seiring pesatnya perkembangan dunia pendidikan, pembaruan di berbagai aspek perlu terus dilakukan agar kualitas pendidikan semakin meningkat. Meningkatkan mutu pendidikan memerlukan berbagai inovasi dan ide-ide segar yang mampu mendukung sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Sistem pendidikan saat ini telah mengalami kemajuan yang signifikan di berbagai aspek, seperti perubahan kurikulum, penerapan teknologi dalam proses belajar mengajar, peningkatan kualitas dan jumlah tenaga pendidik, serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Di Indonesia, perkembangan pendidikan juga


Sumber: Kabar Jombang

terlihat dari penggunaan teknologi oleh guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Selain itu, sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang cepat ketika teknologi dimasukkan ke dalam proses pembelajaran. Dalam era digital, ada upaya untuk memasukkan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan dan kualitas pengajaran. Namun, masalah yang perlu diperhatikan bukan hanya menyediakan infrastruktur teknologi yang cukup, tetapi juga memberikan pelatihan yang tepat kepada guru tentang cara memanfaatkan teknologi ini.

Meskipun ada kemajuan dalam pendidikan di Indonesia, masih ada beberapa masalah yang perlu ditangani. Akses pendidikan yang tidak setara tidak hanya terjadi di kota dan pedesaan tetapi juga di pulau-pulau Indonesia. Selain itu, diperlukan peningkatan kualitas pengajaran, pelatihan guru, dan pembaruan kurikulum untuk menyediakan siswa untuk dunia yang berubah semakin cepat. Terakhir, tingkat pendidikan di Indonesia mencerminkan berbagai tahap sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup warga negara dan kontribusi terhadap pembangunan negara. Sistem ini telah berkembang seiring berjalannya waktu untuk meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan.

 

Artikel ini disusun oleh:
Zahra Ike Fidyani
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
dari S1 Pendidikan Luar Sekolah

 

DAFTAR PUSTAKA
Adzkiyyah, Amirah. “Perkembangan Pendidikan Indonesia dari Zaman Dulu Sampai Sekarang.”Utakatikotak, 19 Agustus 2017, 09:24 WIB, https://www.utakatikotak.com/Perkembangan-Pendidikan-Indonesia-dari-Zaman-Dulu-Sampai-Sekarang/kongkow/detail/7653.

Hikmah, Ayu Esha Nur. 2024. “Literatur Review: Perkembangan Sistem Pendidikan di Era Zaman Dahulu dengan di Era Zaman Sekarang.” Journal of Community Education 4 (1), Maret.

Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78.

Sahira, Z. N. (2021). Perbedaan pendidikan pada zaman dulu dengan pendidikan di era sekarang. AKSEL G. Diakses pada 20 Maret 2025, dari https://iainutuban.ac.id/2021/11/13/perbedaan-pendidikan-pada-zaman-dulu-dengan-pendidikan-di-era-sekarang.

Ismah, Ainun Azatil. Perkembangan Pendidikan di Indonesia. 13 April 2023, https://www.indonesiana.id/read/163335/perkembangan-pendidikan-di-indonesia.

Universitas Pendidikan Ganesha. (n.d.). Bab 1 Pendahuluan. Undiksha Repository. Diakses pada 20 Maret 2025, dari https://repo.undiksha.ac.id/7032/3/1715061003-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf.

Sumber foto museum Pendidikan nasional. https://museumpendidikannasional.upi.edu/penggunaan-sabak-dan-grip-sebagai-alat-tulis-kuno/

Sumber gambar compasinia.Com https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Falfinachoirimawati4405%2F66745451ed64154cb81ac4d3%2Fperbedaan-pendidikan-pada-zaman-dahulu-dan-sekarang&psig=AOvVaw3V9BfZQFSZNxwUTaiPI_RV&ust=1742579523471000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBIQjRxqFwoTCJDOmPScmYwDFQAAAAAdAAAAABAE

Read More

Pendidikan Nonformal Solusi Fleksibel Masa Depan Cerah

Di era digital seperti sekarang, dunia kerja dan industri berkembang dengan sangat cepat. Banyak pekerjaan baru bermunculan, sementara keterampilan yang dibutuhkan terus berubah. Sayangnya, sistem pendidikan formal sering kali tidak bisa mengikuti perubahan ini dengan cukup cepat.

Dalam beberapa tahun terakhir, profesi di bidang teknologi seperti data analyst, UI/UX designer, dan digital marketer semakin banyak dicari. Namun, di banyak sekolah dan perguruan tinggi, kurikulum yang diajarkan masih belum sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini. Akibatnya, banyak lulusan yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan karena keterampilan mereka tidak sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Di sisi lain, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan formal hingga jenjang tinggi. Banyak yang harus bekerja setelah lulus SMA atau bahkan putus sekolah karena alasan ekonomi. Untuk mereka yang ingin tetap belajar dan meningkatkan keterampilan, pendidikan nonformal menjadi solusi yang lebih fleksibel dan terjangkau.

 

Salah satu contoh nyata adalah banyaknya orang yang berhasil mengubah hidupnya melalui kursus online. Misalnya, seseorang yang awalnya bekerja sebagai kasir bisa belajar coding melalui kursus daring dan akhirnya berkarier sebagai programmer. Begitu juga dengan ibu rumah tangga yang belajar bisnis online melalui pelatihan digital marketing, lalu berhasil membuka toko online sendiri.

Namun, masih banyak orang yang belum mengenal atau memahami konsep pendidikan nonformal. Apa Itu Pendidikan Nonformal? Pendidikan nonformal merupakan sistem belajar di luar jalur pendidikan formal seperti sekolah maupun perguruan tinggi. Bentuknya bisa berupa kursus, pelatihan keterampilan, bimbingan belajar, atau bahkan pembelajaran e-learning. Model pendidikan ini lebih santai dan fleksibel, bisa disesuaikan dengan kebutuhan individu, dan tidak terikat aturan ketat seperti pendidikan formal.

Apa Saja Keunggulan Pendidikan Nonformal?

  • Fleksibel dan Mudah Diakses

Pendidikan nonformal tidak terikat waktu dan tempat. Bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja. Cocok untuk mereka yang sudah bekerja atau punya kesibukan lain.

  • Praktis dan Sesuai Kebutuhan

Materi yang diajarkan dalam pendidikan nonformal biasanya lebih fokus pada keterampilan yang langsung bisa diterapkan, seperti kursus bahasa asing, desain grafis, coding, atau keahlian teknis lainnya.

  • Mempercepat Karier

Dengan mengambil kursus atau pelatihan tertentu, seseorang bisa meningkatkan keterampilan dan peluang kerja lebih cepat tanpa harus menunggu bertahun-tahun seperti di pendidikan formal.

Apa saja tantangan dan cara mengatasinya?

Walaupun punya banyak keunggulan, pendidikan nonformal masih sering dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggap ijazah formal lebih penting dibanding keterampilan nyata. Namun, kini banyak perusahaan yang lebih melihat keahlian daripada sekadar gelar. Agar pendidikan nonformal lebih diakui, penting bagi peserta untuk memilih program yang berkualitas, memiliki sertifikat yang diakui, dan terus mengasah keterampilan dengan praktik langsung.

Pendidikan nonformal menjadi pilihan fleksibel yang dapat mengatasi berbagai tantangan pendidikan di Indonesia. Dengan pendekatan yang lebih inklusif, berbasis keterampilan, dan adaptif terhadap perubahan zaman, pendidikan nonformal dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, serta masyarakat sangat diperlukan untuk terus mengembangkan pendidikan nonformal agar semakin luas manfaatnya bagi bangsa.

 

 

Artikel ini disusun oleh:
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
1. Zahra Ike Fidyani S1 Pendidikan Luar Sekolah
2. Trya Adinda Hastanti S1 Pendidikan Luar Sekolah
3. Vivi Oktaviani Ramadhan S1 Pendidikan Luar Sekolah
4. Alifiana Wahyuning Putri S1 Pendidikan Luar Biasa
5. Khanaya Talita S1 Pendidikan Luar Biasa
6. Sofiyyah Salma S1 Pendidikan Luar Sekolah

 

Daftar Pustaka

Darman, R. A. (2017). Mempersiapkan generasi emas indonesia tahun 2045 Melalui Pendidikan Berkualitas. Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains Dan Pendidikan Informatika, 3(2), 73–87.

Kindervatter, S. (1979). Nonformal education as an empowering process with case studies from Indonesia and Thailand.

Pamungkas, A. H., Sunarti, V., & Wahyudi, W. A. (2018). Peran PKBM dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Hidup Masyarakat Sesuai Target SDGs. SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 6(3), 303–309.

Read More

Buket Bunga Dari Kancing Baju, Kreasi Anak Homeschooling

Membuat Buket Bunga dari Kancing Baju adalah salah satu kegiatan Life Skill Class yang diselenggarakan oleh Homeschooling Bintang. Tujuannya adalah mengajarkan keterampilan hidup (life skills) kepada anak-anak atau remaja melalui proyek kerajinan tangan, karena hal ini adalah cara yang sangat efektif untuk mengasah kreativitas mereka, serta mengajarkan nilai-nilai seperti ketekunan, perencanaan, dan kerja tim. Salah satu proyek yang menarik dan bermanfaat dalam kelas life skill adalah membuat buket bunga dari kancing. Selain menghasilkan kerajinan yang indah, proyek ini juga mengajarkan banyak keterampilan praktis.

Membuat kerajinan tangan adalah cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan kreativitas dan menghasilkan barang-barang unik. Salah satu proyek kerajinan yang menarik adalah membuat buket bunga dari kancing baju. Selain dapat menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di rumah, hasilnya pun bisa sangat cantik dan dekoratif. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat buket bunga dari kancing baju:

 Bahan yang Diperlukan:

– Kancing baju (berbagai ukuran dan warna)

– Renda atau pita untuk hiasan

– Pot kecil atau wadah berbentuk ember

– Kawat bunga atau kawat tipis

– Lem tembak atau lem kuat

– Jarum dan benang

– Daun plastik atau daun kering (opsional)

– Gunting

 Langkah-langkah Membuat Buket Bunga dari Kancing Baju:

  1. Mempersiapkan Wadah Buket

 Siapkan pot kecil atau wadah berbentuk ember yang akan digunakan sebagai tempat bunga. Anda bisa menggunakan pot plastik kecil atau wadah daur ulang yang ada di rumah. Jika ingin menambahkan sentuhan pribadi, Anda bisa menghias pot dengan kain, pita, atau cat untuk memberikan kesan lebih menarik.

  1. Membuat Bunga dari Kancing
  • Ambil beberapa kancing baju dengan berbagai ukuran dan warna yang sesuai dengan tema bunga yang ingin Anda buat. Pilih kancing yang memiliki lubang atau tanpa lubang, tergantung pada desain bunga yang diinginkan.
  • Untuk membuat bunga, pasang kancing pada kawat bunga. Ambil kawat dan masukkan melalui lubang kancing, jika kancing memiliki lubang. Jika tidak, Anda bisa menggunakan lem untuk menempelkan kancing pada kawat.
  • Bentuk kelopak bunga dengan menempelkan beberapa kancing pada kawat dengan pola melingkar atau menyusun kancing secara berlapis-lapis agar terlihat seperti kelopak bunga.
  1. Membuat Batang dan Daun

Ambil kawat bunga yang lebih panjang untuk membuat batang bunga. Jika Anda ingin menambahkan daun, Anda bisa menggunakan daun plastik atau daun kering yang ditempelkan pada batang menggunakan lem. Anda juga bisa membuat daun dari kain atau kertas dengan cara melipatnya dan menjepitnya di sepanjang batang bunga.

  1. Menempelkan Bunga ke Wadah

Setelah selesai membuat bunga dan batang, masukkan ujung kawat bunga ke dalam pot kecil atau wadah ember. Gunakan lem tembak atau lem kuat untuk memastikan kawat tertahan dengan baik di dalam pot. Jika Anda ingin menambahkannya dengan dekorasi lainnya, Anda bisa menutupi bagian atas pot dengan kain atau bahan hiasan lainnya.

  1. Finishing

 Setelah bunga dan batang terpasang dengan rapi, tambahkan pita atau renda di sekitar bagian luar pot untuk memberikan kesan lebih elegan. Anda bisa menggantungkan pot ini sebagai dekorasi di ruangan atau memberikannya sebagai hadiah unik untuk teman atau keluarga.

Tips Tambahan:

– Gunakan kancing dengan berbagai tekstur dan warna untuk menambah variasi pada bunga.

– Untuk lebih variatif, kita bisa menambahkan beberapa bunga dengan ukuran yang berbeda dalam satu wadah.

Membuat buket bunga dari kancing baju adalah cara yang menyenangkan untuk mendaur ulang bahan-bahan lama dan menghasilkan dekorasi yang unik. Dengan sedikit kreativitas, Anda dapat menghasilkan kerajinan yang cantik dan berguna, baik untuk hiasan rumah maupun sebagai hadiah spesial untuk orang tersayang.

 

Artikel ini disusun oleh:
Khanaya Talita
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
dari Jurusan S1 Pendidikan Luar Biasa

Read More

Bakti Sosial di Bulan Ramadan Bersama Homeschooling Bintang

Ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang menjadi momentum bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya dengan melaksanakan kegiatan bakti sosial (baksos). PKBM Homeschooling Bintang, sebagai lembaga pendidikan yang peduli terhadap sesama, menyelenggarakan kegiatan baksos di bulan Ramadhan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar yang melibatkan langsung siswa-siswanya. Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar, sekaligus untuk menumbuhkan rasa empati dan solidaritas pada generasi muda. Kegiatan baksos yang dilaksanakan oleh PKBM Homeschooling Bintang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sosial siswa-siswa dalam membantu mereka yang kurang beruntung. Selain itu, kegiatan ini juga mengajarkan nilai-nilai berbagi, keikhlasan, dan pentingnya gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan ini, PKBM Homeschooling Bintang berharap dapat menanamkan semangat kepedulian yang akan terus tumbuh dalam diri mereka, tidak hanya di bulan Ramadhan tetapi sepanjang tahun.

Dalam penyebaran titik lokasi Baksos Tahun ini  meliputi Daerah Sidosermo, margorejo,Prapen, Ngagel, Semolowaru, Bratang, BarataJaya, Tenggilis Dan Kendangsari. Tidak hanya siswa saja yang berpartisipasi namun ada kakak-kakak staff,  Tutor, dan kakak PLP.

Kegiatan baksos yang dilaksanakan di bulan Ramadhan ini memberikan banyak manfaat, baik bagi penerima bantuan maupun bagi para siswa dan pengajar yang terlibat dalam kegiatan tersebut manfaatnya di antara lain Meningkatkan Kepedulian Sosial bagi Para siswa dan pengajar belajar untuk lebih peduli terhadap sesama, memahami pentingnya berbagi, dan mengembangkan rasa empati terhadap mereka yang membutuhkan. Mempererat Tali Silaturahmi Melalui kegiatan ini, hubungan antara PKBM Homeschooling Bintang dengan masyarakat sekitar semakin erat. Silaturahmi yang terjalin ini menjadi sarana yang baik untuk saling mendukung dan bekerja sama dalam membangun lingkungan yang lebih baik. Mengajarkan Nilai-Nilai Kebaikan dalam Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, kebersamaan, dan kepedulian sosial kepada generasi muda. Dengan begitu, mereka tumbuh menjadi individu yang lebih peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.

 

Artikel ini disusun oleh:
Malla Rusdianah
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
dari Jurusan S1 Pendidikan Luar Sekolah

Read More

Belajar dari Finlandia Rahasia Keberhasilan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

Finlandia dikenal memiliki sistem pendidikan yang unggul dan menjadi acuan bagi banyak negara. Salah satu kunci keberhasilannya adalah karena pendidikan di Finlandia tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan anak secara menyeluruh. Pemerintah Finlandia telah berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan selama beberapa dekade, sehingga pendidikan telah menjadi fondasi penting bagi kesejahteraan masyarakat. Salah satu faktor penting yang menyebabkan kesuksesan sistem pendidikan Finlandia adalah kepercayaan yang diberikan kepada guru-gurunya. Mereka diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini memungkinkan guru-guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

Selain itu, sistem pendidikan di sana juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan hidup, seperti keterampilan sosial, emosional, dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini memungkinkan siswa untuk menjadi lebih siap menghadapi tantangan hidup di masa depan. Di Finlandia, pendidikan bukan hanya tentang menghafal materi, tetapi tentang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan hidup. Guru-guru di Finlandia berperan sebagai mentor dan fasilitator yang membantu siswa mengembangkan potensi mereka. Metode pembelajaran di Finlandia juga unik, seperti Phenomenon-based learning yang berfokus pada pengalaman dan penemuan siswa. Dengan demikian, siswa di Finlandia siap menghadapi tantangan hidup di masa depan dan menjadi warga negara yang aktif dan produktif.

Selain itu, apa yang membuat guru-guru di Finlandia begitu efektif dalam mengajar?

Guru-guru di Finlandia memiliki otonomi yang tinggi dalam mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran. Mereka juga memiliki kesempatan untuk terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan. Dengan demikian, guru-guru di Finlandia dapat menjadi mentor dan fasilitator yang efektif dalam membantu siswa mengembangkan potensi mereka.

Bagaimana sistem pendidikan Finlandia dapat memastikan kualitas pendidikan yang sama bagi semua siswa?

Sistem pendidikan Finlandia tidak memiliki tes atau ujian yang diwajibkan, kecuali satu ujian pada akhir tahun terakhir siswa di sekolah menengah atas. Selain itu, tidak ada juga pemeringkatan. Hal ini memungkinkan siswa berkembang secara maksimal tanpa perbandingan atau persaingan antar siswa, sekolah atau daerah. Sehingga, anak-anak Finlandia memiliki kesempatan yang baik untuk mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang sama, tidak peduli apakah mereka tinggal di pedesaan atau di kota.

Lalu bagaimana sistem pendidikan Finlandia dapat menjamin kesetaraan dan inklusi bagi semua siswa?

Sistem pendidikan Finlandia memiliki komitmen yang kuat untuk menjamin kesetaraan dan inklusi bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi. Hal ini dicapai melalui berbagai cara, seperti menyediakan pendidikan gratis bagi semua siswa, menyediakan dukungan tambahan bagi siswa yang memerlukan, dan mempromosikan budaya inklusi dan toleransi di sekolah-sekolah.

Dengan demikian, sistem pendidikan Finlandia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dengan fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, keterampilan hidup, dan kesetaraan, Finlandia telah menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan. Semoga pengalaman Finlandia dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengembangkan sistem pendidikan yang berkualitas dan efektif.

 

Artikel ini ditulis oleh:
Zahra Ike Fidyayani
Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
dari Jurusan S1 Pendidikan Luar Sekolah

References

Absawati, H. (2020). Telaah Sistem Pendidikan Finlandia : Penerapan Sistem Pendidikan Terbaik Dunia Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Elementary : Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), 64–70. Http://Journal.Ummat.Ac.Id/Index.Php/Elementary/Article/View/2136

Anggoro, S. (2017). Keberhasilan Pendidikan Finlandia.

Read More