“DIY Mirror Clay” Life Skill Class Homeschooling Bintang

DIY Mirror Clay adalah salah satu kerajinan yang dibuat dalam kegiatan Life Skill Class di Homeschooling Bintang Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Jumat, 16 Mei 2025. Seperti apa kegiatannya yuk simak video berikut ini!

Tertarik untuk mencoba?
Yuk simak alat, bahan, dan langkah-langkah pembuatannya berikut ini:

PETUNJUK LIFE SKILL CLASS PESERTA DIDIK PAKET A, B, dan C
Kerajinan “Mirror Clay”
Alat dan bahan:
 Clay
 Cermin
 Lem Tembak

Langkah kerja:
Membentuk Clay sesuai bentuk yang diinginkan :
1. Siapkan clay dengan warna yang diinginkan untuk bentuk yang akan dibuat. Disini kita akan membuat bentuk bunga. Bentuk bunga memerlukan tiga variasi warna yaitu untuk kelopak bunga, bagian tengah bunga, dan putik bunga.
2. Remas-remas sebentar agar clay menjadi lentur dan mudah untuk dibentuk.
3. Langkah selanjutnya untuk membuat kelopak bunga, bentuk clay menjadi lima bulatan dengan ukuran sesuai keinginan.
4. Jika sudah menjadi lima bulatan, setelah itu rekatkan satu persatu bulatan tersebut dengan satu sama lain hingga menjadi bentuk bunga. (Perhatikan tutorial videl LSC)
5. Setelah kelopak bunga sudah terbentuk, selanjutnya ambil sedikit clay dengan warna yang berbeda untuk bagian tengah bunga.
6. Bentuk menjadi bulatan kecil atau sesuai dengan ukuran kelopak bunga yang sudah tersusun tadi. (Perhatikan tutorial video LSC)
7. Tempelkan bagian tengah bunga di atas kelopak yang sudah tersusun.
8. Selanjutnya lakukan hal yang sama, ambil sedikit clay dengan warna yang berbeda untuk membentuk putik bunga.
9. Bentuk menjadi bulatan yang lebih kecil daripada bentuk bagian tengah bunga. Lalu tempelkan bulatan tersebut ditengah sesuai dengan posisi masing-masing kelopak hingga membentuk seperti putik bunga.
10. Agar clay yang sudah dibentuk tersebut dapat terlihat seperti bunga pada aslinya, tambahkan pola garis pada bagian tengah kelopak bunga satu persatu menggunakan alat yang sudah tersedia di dalam kemasan clay. (Perhatikan tutorial video LSC)
11. Rapikan ketiga bagian tersebut (kelopak, bagian tengah, putik) hingga terlihat seperti bentuk bunga pada umumnya.
12. Tidak hanya bentuk bunga, silahkan membuat bentuk karakter lain sesuai dengan keinginan masing-masing.
13. Buatlah bentuk clay dengan jumlah yang cukup banyak sampai jumlah tersebut pas untuk digunakan mengelilingi cermin yang kalian gunakan.

Pengeringan dan Pemasangan di Cermin:
1. Keringkan clay terlebih dahulu kurang lebih 10-15 menit.
2. Setelah bunga dan bentuk-bentuk lainnya sudah benar-benar kering, tata clay tersebut di bagian pinggir-pinggir cermin sesuai keinginan, hingga semua sisi cermin tertutup sempurna.
3. Kemudian, oleskan lem tembak di bagian belakang bunga atau bentuk lainnya.
4. Tempelkan dengan hati-hati pada permukaan cermin. Tekan perlahan dan tahan beberapa saat agar lem merekat dengan baik.
5. Lakukan hal yang sama satu persatu hingga semua bentuk tertempel pada cermin.
6. Biarkan lem mongering sepenuhnya sebelum menggerakan atau membersihkan cermin.
7. Setelah semuanya menempel dan tertata rapi, DIY mirror clay sudah siap digunakan. 😉

Pengen tahu lebih banyak lagi kegiatan seru lainnya di Homeschooling Bintang?
Yuk cari infonya di sini ya:
📞 081234332011
🌐 homeschoolingbintang.sch.id
📍 Sidosermo Airdas Kav. A7, Surabaya  

 

Read More

Open House & Free Trial Class Homeschooling Bintang 1 Juni 2025

Open House & Free Trial Class di Homeschooling Bintang akan diadakan di tanggal 25 Mei dan 1 Juni 2025. Jangan lewatkan kesempatan EMAS untuk merasakan langsung serunya belajar di Homeschooling Bintang!


Ikuti OPEN HOUSE & FREE TRIAL CLASS kami dan buktikan sendiri bagaimana metode belajar yang personal dan inovatif dapat meningkatkan potensi buah hati Anda. Ini bukan sekadar coba-coba, tapi langkah awal menuju pendidikan yang lebih bermakna dan menyenangkan!

Apakah Anda mencari cara baru untuk membuat belajar lebih menarik dan efektif bagi putra/putri Anda? Kami dengan bangga mengundang putra/putri Anda untuk bergabung dalam Free Trial Class kami!
Dalam kelas percobaan ini, putra/putri Anda akan :
• Merasakan suasana belajar yang interaktif dan suportif.
• Diajar oleh pengajar profesional dan berpengalaman.
• Menemukan cara belajar yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
• Mendapatkan doorprize menarik.

Jangan lewatkan kesempatan ini!
🗓️ Tanggal : 25 Mei dan 1 Juni 2025
⏰ Waktu : 10.00-12.00 WIB
📍 Lokasi : Sidosermo Airdas Kav A No 7 Surabaya
📚 Materi : Trial Class Jenjang SD, SMP dan SMA

Daftarkan putra/putri Anda sekarang melalui [bit.ly/DaftarFTCHsBintang2025]. Kuota sangat terbatas! Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami.

Daftar sekarang dan rasakan manfaatnya!

[bit.ly/DaftarFTCHsBintang2025]

Cuss… cari infonya di sini ya:
📞 081234332011
🌐 homeschoolingbintang.sch.id
📍 Sidosermo Airdas Kav. A7, Surabaya

#Homeschooling
#homeschoolingsurabaya
#HomeschoolingBintang #FreeTrialClass #PendidikanAnak #HomeschoolingSurabaya #CobaGratis #PendidikanBerkualitas

Read More

Homeschooling Alternatif Pendidikan Berkualitas dan Fleksibel

Homeschooling telah menjadi pilihan pendidikan yang populer di Indonesia, terutama setelah pandemi COVID-19. Namun, masih banyak orang tua yang ragu-ragu untuk memilih homeschooling sebagai pilihan pendidikan untuk anak-anak mereka. Ini adalah sistem pendidikan yang memungkinkan anak-anak belajar di rumah dengan bimbingan orang tua atau tutor. Anak-anak dapat belajar dengan fleksibilitas waktu dan tempat yang lebih luas, serta memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat mereka.


Homeschooling dapat dilaksanakan secara online atau offline, tergantung pada kebutuhan dan preferensi orang tua.

Kelebihan:

  1. Fleksibilitas: Anak-anak dapat belajar dengan fleksibilitas waktu dan tempat yang lebih luas.
  2. Kualitas pendidikan: Orang tua dapat memantau kualitas pendidikan anak-anak mereka dengan lebih baik.
  3. Kenyamanan: Anak-anak dapat belajar dalam lingkungan yang lebih nyaman dan aman.

    Tips Sukses:

    1. Siapkan ruang belajar khusus: Pastikan anak-anak Anda memiliki ruang belajar yang nyaman dan aman.
    2. Buatlah rutinitas dan jadwal: Buatlah rutinitas dan jadwal belajar yang terstruktur dan konsisten.
    3. Ketahui minat dan kelebihan anak: Pastikan Anda mengetahui minat dan kelebihan anak-anak Anda untuk memilih kurikulum yang tepat.

    Homeschooling adalah alternatif pendidikan yang berkualitas dan fleksibel. Dengan memahami konsep homeschooling, kelebihan dan kekurangan, serta tips sukses dalam melaksanakan homeschooling, orang tua dapat membuat keputusan yang tepat untuk anak-anak mereka.

    Informasi lebih lanjut klik link berikut ini!

    Artikel ini disusun oleh:
    Silvi Putri Margareta
    Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
    dari S1 Pendidikan Luar Sekolah

    Referensi

    Faizal, F. S. D., & Rahma, H. (2024). Pengaruh homeschooling terhadap proses belajar mengajar. Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran| E-ISSN: 3026-66292(2), 597-605.

    Ferdiansyah, M., Dwiono, S., & Olga, L. (2024). Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Luar Sekolah (Homeschooling) Melalui Pelatihan dan Bimbingan Bagi Orang Tua di Bandar Lampung. Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia5(1), 53-61.

    Saputra, A., Srh, A. H., & Gusmaneli, G. (2024). Pengaruh Homeschooling Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak. Arini: Jurnal Ilmiah dan Karya Inovasi Guru1(2), 88-100.

    @homeschoolingbintang,(2025, Maret, 5). Belajar Bangun Datar Sambil Baca Buku Cerita. Instagram. Di ambil dari (https://www.instagram.com/reel/DGze5u2P8bO/?igsh=MXgxZjVvaGl6bzd5cw%3D%3D) pada 18 Maret 2025.

    Read More

    Mengenal Lebih Dekat Tentang Homeschooling

    Homeschooling adalah sistem pendidikan non formal yang dimana anak-anak belajar di rumah atau di luar lingkungan sekolah formal dengan bimbingan orang tua, tutor, atau komunikasi pendidikan alternatif. Dalam hal ini memberikan kebebasan dalam menentukan jadwal, metode pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan sang anak, kurikulum yang disesuaikan serta fleksibel dalam belajar. Secara umum, homeschooling berfokus pada pembelajaran yang lebih personal, fleksibel, dan dapat disesuaikan dengan minat serta potensi sang anak, yang dimana berbeda dengan sistem sekolah formal yang memiliki standar dan jadwal yang sudah ditetapkan.

    Di Indonesia sendiri, homeschooling merupakan sistem pendidikan yang telah diakui secara legal di banyak negara termasuk di Indonesia dengan berbagai bentuk dan pendekatan. Hal ini juga tertuang pada peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 129 Tahun 2014. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa homeschooling adalah proses layanan pendidikan secara sadar dan terencana yang dilakukan oleh orangtua atau keluarga, baik itu di rumah atau pun di tempat lainnya dengan suasana yang kondusif.  

    Homeschooling dapat diikuti oleh siapa saja, asalkan memenuhi beberapa syarat dan kondisi yang mendukung metode pendidikan ini. Berikut adalah kelompok individu yang sering memilih homeschooling sebagai alternatif pendidikan:Anak dengan kebutuhan khusus : anak dengan hambatana khusus akan kesulitan ketika mengikuti proses belajar mengajar di sekolah formal, memiliki

    Anak dengan kebutuhan khusus
    Homeschooling sering menjadi pilihan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus karena memungkinkan metode pembelajaran yang lebih personal dan fleksibel. Beberapa contoh kebutuhan khusus yang dapat didukung oleh homeschooling:

    1. Anak dengan disabilitas fisik atau sensorik (tunanetra, tunarungu).
    2. Anak dengan gangguan perkembangan (autisme, ADHD, atau kesulitan belajar seperti disleksia, disgrafia, maupun diskalkuliah).
    3. Anak dengan masalah kesehatan kronis yang membuatnya sulit bersekolah di sekolah formal

    Anak yang memiliki Bakat atau Minat Khusus
    Anak-anak yang memiliki minat dan bakat dalam bidang tertentu sering memilih homeschooling agar mereka bisa lebih fokus mengembangkan kemampuannya. Contohnya:

    1. Atlet yang harus menjalani jadwal latihan intensif.
    2. Seniman atau musisi yang membutuhkan fleksibilitas waktu untuk berkarya dan berlatih.
    3. Anak berbakat dalam bidang tertentu yang ingin mendalami bidangnya lebih cepat dibanding kurikulum sekolah formal.

      Anak dengan gaya belajar yang berbeda
      Tidak semua anak cocok dengan sistem pembelajaran formal. Beberapa anak merasa lebih nyaman belajar dengan metode yang lebih fleksibel, seperti:

      1. Anak yang lebih suka belajar melalui pengalaman langsung (misalnya, eksperimen, proyek, atau eksplorasi di alam).
      2. Anak yang lebih cepat atau lebih lambat dalam memahami pelajaran dibanding teman-teman sebayanya di sekolah formal.

         

        Anak dari keluarga yang memiliki kesibukan atau dengan mobilitas yang tinggi
        Beberapa keluarga memiliki pekerjaan atau gaya hidup yang mengharuskan mereka sering berpindah tempat, sehingga homeschooling menjadi solusi terbaik untuk pendidikan anak. Contohnya:

        1. Keluarga ekspatriat yang sering berpindah ke negara lain.
        2. Keluarga pekerja di bidang diplomatik atau militer yang sering berpindah tugas.
        3. Keluarga yang menjalankan bisnis berbasis perjalanan, seperti travel blogger atau pekerja lepas internasional

         

        Anak yang mengalami masalah sosial di sekolah
        Beberapa anak memilih homeschooling karena mengalami kesulitan di lingkungan sekolah formal, seperti:

        1. Bullying atau perundungan yang membuat anak tidak nyaman bersekolah.
        2. Tekanan akademik yang berlebihan dan menyebabkan stres atau gangguan mental.
        3. Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang kurang sesuai dengan kepribadian atau nilai-nilai keluarga.

        Homeschooling dan sekolah formal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Homeschooling cocok untuk anak yang membutuhkan fleksibilitas dalam belajar dan memiliki kebutuhan khusus, sementara sekolah formal lebih cocok bagi anak yang nyaman dengan sistem pembelajaran terstruktur dan ingin lebih banyak bersosialisasi. Pilihan antara homeschooling dan sekolah formal tergantung pada kondisi keluarga, gaya belajar anak, serta tujuan pendidikan jangka panjang yang ingin dicapai.

         

        Arikel ini disusun oleh:
        Alifiana Wahyuning Putri
        Mahasiswa Program Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Universitas Negeri Surabaya
        dari Jurusan S1 Pendidikan Luar Biasa

        Daftar Pustaka :
        Faizal, F. S. D., & Rahma, H. (2024). Pengaruh homeschooling terhadap proses belajar mengajar. Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran| E-ISSN: 3026-66292(2), 597-605.

        Read More

        Trik Jitu Menghadapi Generasi Z dan Alpha

        Kegiatan Talkshow Parenting Homeschooling Bintang yang diadakan di Tunjungan Plaza pada Hari Senin, 8 Februari 2025 bertajuk “Trik Jitu Menghadapi Generasi Z dan Alpha” dengan Ibu Meutia Ananda, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku pemateri dalam kegiatan tersebut.

        Ibu Meutia memaparkan bahwa pada saat ini banyak terjadi Gap Generation seperti halnya pada beberapa kasus berikut ini:

        Para guru yang didominasi oleh Digital Immigrants mempertahankan karakteristiknya dalam proses belajar yang lambat, step by step, satu pelajaran sekali waktu, belajar secara individu. Di Indonesia, berdasarkan survei dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan saat ini hanya 40% guru yang siap dengan teknologi, dan 60% nya mereka belum siap dengan perubahan zaman yang sangat pesat.

        Para digital immigrants juga tidak mempercayai bahwa murid-muridnya dapat belajar dengan maksimal saat mereka sedang menonton tv atau mendengarkan musik. Karena para digital imigrants ini tidak bisa melakukannya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 72% orang tua di Amerika Serikat menganggap anaknya ‘tidak fokus’ saat diajak berbicara ketika mereka menggunakan handphone, walaupun pada kenyataannya hanya 31% dari anak-anak usia 13-17 tahun tersebut yang benar-benar kehilangan fokusnya.

        Ciri Karakteristik Gen Z dan Alpha

        Ciri Khas Komunikasi Gen Z dan Alpha

        Tantangan dalam Berkomunikasi dengan Gen Z dan Alpha

        Gen z

        1. Rentang perhatian pendek: Gen Z sering mengalihkan fokus karena konsumsi konten cepat
        2. Kebutuhan respon cepat: pesan yang tidak segera dijawab sering diabaikan
        3. Gaya komunikasi berbeda: Gen Z menggunakan bahasan dan kode unik yang sulit dipahami generasi lain
        4. Kecenderungan multitasking: membuat mereka sulit berkomunikasi pada satu tugas atau diskusi mendalam

        Gen Alpha

        1. Pendeknya rentang perhatian: Gen Alpha lebih cepat kehilangan fokus terhadap konten yang tidak menarik secara visual atau tidak relevan
        2. Paparan konten tidak sesuai: risiko terhadap paparan informasi yang tidak sesuai usia, termasuk kekerasan atau Bahasa kasar melalui media digital
        3. Kecanduan teknologi: waktu layar yang berlebihan dapat mengurangi interaksi sosial langsung dengan lingkungan sekitar

        Lalu Bagaimana Strategi Mendidik Anak yang baik?

        1. Terapkan didikan sesuai usia anak
        2. Kolaborasi Orang Tua dan Guru
        3. Batasi dan Manfaatkan Teknologi
        4. Berikan Teladan Positif
        5. Tingkatkan Self-Awareness Anak

        Tips Cara Berkomunikasi Pada Gen Z dan Gen Alpha

        1. Bangun Koneksi Emosional
        • Dengarkan tanpa menghakimi.
        • Validasi perasaan mereka.
        • Gunakan bahasa yang mudah dipahami. 
        1. Bersikap Transparan
        • Jelaskan alasan di balik aturan atau keputusan.
        1. Ajarkan Keterampilan Komunikasi
        • Dorong mereka untuk mengekspresikan perasaan secara sehat.
        • Berikan contoh komunikasi yang asertif.
        1. Gunakan Media yang Familiar
        • Boleh berkomunikasi melalui platform yang mereka gunakan, seperti WhatsApp, Instagram, atau video call. Namun berkomunikasi dua arah secara langsung tetap harus mendapat porsi lebih besar.
        • Gunakan elemen visual untuk menyampaikan pesan. Membuat poster akhlak/attitude bersama

        Read More

        Anak Berani Tampil di Depan Publik, Apa Manfaatnya?

        Manfaat Melatih Anak Berani Tampil di Depan Publik dan Cara Melakukannya

        Berbicara dan tampil di depan umum seringkali menjadi tantangan bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Namun, kemampuan ini sangat penting untuk kesuksesan mereka di masa depan.

        Dalam masa pertumbuhannya, anak-anak perlu dilatih untuk berani tampil di depan publik karena sangat bermanfaat untuk pembentukan karakter mereka. Hal ini disampaikan Psikolog anak Saskhya Aulia Prima. Menurutnya, anak dilatih untuk bisa public performance bukan untuk menjadi artis atau model, tapi karena kebutuhan bagi mereka sendiri dalam memupuk karakter positif.

        Menurut Citra Mashita, S.Pd., staff observasi dan bimbingan konseling yang juga merupakan penanggung jawab Layanan Pendidikan Khusus di Homeschooling Bintang menjelaskan bahwa seorang anak yang diberi kesempatan tampil di depan publik akan mendapatkan rasa percaya diri penuh dan berkesempatan memanfaatkan peluang dengan sangat baik.

        Selain itu melatih anak sejak dini untuk berani tampil di depan publik akan memberikan banyak manfaat bagi perkembangan dirinya.

        Mengapa Penting Melatih Anak Berani Tampil di Depan Publik?

        • Meningkatkan rasa percaya diri: Semakin sering anak berlatih, semakin percaya diri mereka akan kemampuan diri sendiri.
        • Mempertajam kemampuan komunikasi: Berbicara di depan umum melatih anak untuk menyampaikan ide dengan jelas dan persuasif.
        • Mengembangkan keterampilan sosial: Berinteraksi dengan audiens membantu anak membangun hubungan sosial yang lebih baik.
        • Menyiapkan diri untuk masa depan: Kemampuan berbicara di depan umum sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, seperti pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan sosial.

        Cara Melatih Anak Berani Tampil di Depan Publik

        • Mulai dari lingkungan yang nyaman: Ajak anak untuk bercerita atau menyanyi di depan keluarga. Berikan pujian dan dukungan positif.
        • Libatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler: Kegiatan seperti drama, debat, atau paduan suara dapat membantu anak terbiasa tampil di depan orang banyak.
        • Ajak anak berpartisipasi dalam acara keluarga atau komunitas: Misalnya, meminta anak untuk menyampaikan ucapan terima kasih dalam acara ulang tahun atau menceritakan pengalaman menarik di depan teman-teman.
        • Berikan contoh yang baik: Orang tua adalah role model bagi anak. Tunjukkan pada anak bagaimana cara berbicara di depan umum dengan percaya diri dan santun.
        • Berlatih secara teratur: Sediakan waktu khusus untuk berlatih berbicara di depan cermin atau merekam video penampilan anak.
        • Berikan umpan balik yang konstruktif: Setelah penampilan, berikan umpan balik yang positif dan spesifik tentang hal-hal yang sudah dilakukan dengan baik, serta saran untuk perbaikan.

        Peran Orang Tua yang Sangat Penting

        Orang tua memiliki peran yang sangat krusial dalam membantu anak mengembangkan keberanian untuk tampil di depan publik. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua:

        • Memberikan dukungan tanpa syarat: Yakinkan anak bahwa Anda selalu mendukung mereka, apa pun hasilnya.
        • Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman: Buat anak merasa aman untuk mencoba hal-hal baru tanpa takut dihakimi.
        • Menghindari perbandingan: Setiap anak memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang berbeda. Hindari membandingkan anak dengan anak lain.
        • Menjadi pendengar yang baik: Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak ingin bercerita atau berbagi ide.
        • Mengajarkan keterampilan mengatasi kecemasan: Ajarkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau visualisasi untuk membantu anak mengatasi rasa gugup.

        Di Homeschooling Bintang sering memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berani tampil di depan publik mulai dari kegiatan-kegiatan internal seperti dalam kegiatan akademik yakni kegiatan belajar sehari-hari peserta didik diajak untuk presentasi dan mengemukakan pendapatnya saat berada di dalam kelas. Kegiatan non akademik yaitu dalam kegiatan Life Skill Class, kegiatan Talent Project, kegiatan eduvisit, semuanya melatih peserta didik untuk berani tampil di depan publik. Selain itu ada juga kegiatan-kegiatan seperti Parents Gathering yang peserta didik juga diberikan kesempatan untuk tampil mengisi pra acara dengan penampilan menyanyi, menari, speech, story telling, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu beberapa kali peserta didik juga dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan eksternal seperti mengisi acara di kegiatan BAPE (Baby, Kids, and Parents Expo), kegiatan Puncak Peringatan Hari Aksara Internasional dan Hari Guru Nasional, serta kegiatan-kegiatan lainnya.

        Dari Kiri: Jason, Jacinda, dan Aliyah saat perform di kegiatan Puncak Peringatan Hari Aksara Internasional dan Hari Guru Nasional yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

        Dari Kiri: Neysa, Elbi, dan Daisy saat perform di kegiatan BAPE (Baby, Kids, and Parents Expo) yang diadakan oleh Cleo Pure Water.

        Melatih anak untuk berani tampil di depan publik adalah investasi jangka panjang yang sangat bermanfaat. Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat dari orang tua, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, komunikatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

        Ingatlah, setiap anak unik dan memiliki kecepatan belajar yang berbeda. Yang terpenting adalah memberikan dukungan dan kesabaran selama proses pembelajaran.

        Read More